Senin, 01 Juli 2013

Good of God (Kebaikan Allah)



Kebaikan Allah SWT

Seringkali kebaikan Allah itu kita pandang dari sudutnya yang materil. Allah itu baik kalau kita punya harta yang banyak, tanah yang luas, pabrik dimana-mana, sementara kalau Cuma sekedar itu kebaikan Allah terlalu sedikit orang yang mendapatkannya. Padahal kebaikan Allah tidak pernah berhenti dan meliputi seluruh mahluknya yang hidup ini. Karena itu marilah kita melihat kebaikan – kebaikan Allah dalam bentuk yang lain.
Bahwa kita diberikan harta yang banyak, itu kebaikan Allah, diberikan tanah yang luas, itu juga kebaikan Allah, diberikan perusahaan, pabrik dimana-mana, itu juga kebaikan Allah, naik pangkat dan jabatan itujuga kebaikan Allah. Tapi tidak terbatas dari pada itu, ada kebaikan-kebaikan yang non materi, yang malah justru itulah esensi kebaikan itu. Marilah kita renungkan sebuah hadis, yang mana Baginda Rasulullah SAW bersabda :
Arbaatun man a’tiyahunna  fakhod  u’tiya khairun fidunya  waql akhiro
Ada 4 hal siapa yang oleh Allah diberikan 4 hal ini, sungguh dia telah diberikan kebaikan dunia sekaligus kebaikan akherat.  Kebaikan dunia juga kebaikan akherat, ini berarti belumtentu yang menurut kita baik di dunia berbuntut baik juga diakherat. Tapi orang yang diberikan empat hal ini dia sungguh diberikan kebaikan dunia dan juga kebaikan akherat nanti. Yang pertama dari empat hal ini adalah  qolban syakiro = orang yang diberikan hati yang pandai bersyukur.
Ada ungkapan my heart is my home : hatiku adalah rumahku”,  maksudnya kalau hati ini luas rumah yang kecil besar rasanya, kalau sempit hati rumah yang besar terasa kecil jadinya, kalau hati sempit rumahpun kecil kiamatlah namanya. Orang yang hatinya pandai bersukur, dia bias mensyukuri nikmat, dan dengan dia bersyukur maka semakin bertambahlah nikmat itu kepadanya. Dalam hidup ini banyak orang kaya harta tapi miskin hati, inilah gejala jaman kita sekarang. Ditengah gemerlapnya harta, dia tidak tau mau dikemanakan, mau diapakan harta yang banyak itu.
Orang-orang sufi menjelaskan kaya itu ada dua macam yaitu : kaya dalam arti majasi (kiasdan) dan kaya dalam arti hakiki (sebenarnya). Yang disebut dengan kaya majasi hanya kaya dalam arti visual, lahirnya dibaluti dengan dengan harta, tapi batinnya miskin. Hidupnya sudah serba ada, namun dia masih merasa kurang. Rumahnya sudah titik air liur orang melihatnya, tapi dia merasa belum apa-apa.  Mobilnya berdecak orang kagum melihatnya, tapi dia rasakan itupun masih belum apa-apa, masih merasa miskin, dalam serba cukup dia merasa kurang, maka hidupnya pun selalu kekurangan.
Orang yang diberikan hati yang kaya sungguh suatu kebaikan, hati yang kaya yaitu hati yang luas. Hati itu luas, tandanya ada dua. Pertama bias mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya, dan kedua tidak mengingkari nikmat yang diberikan Allah Kepadanya. Tetapi orang yang mempunyai hati sempit dia tidak pandai mensyukuri nikmat dan tidak akan pernah senang melihat orang lain mendapatkan kebaikan atau kenikmatan. Orang yang mempunyai hati yang luas, sungguh dia telah diberikan kebaikan duni dan kebaikan akherat.
Yang kedua orang yang diberikan kebaikan dunia akherat adalah :
Walisaanan zaqiro = orang yang diberikan lidah yang pandai berzikir.
Menyebut nama Allah dalam arti yang seluas-luasnya. Tasbih ya zikir,  tahmid ya zikir, tahlil ya zikir, tapi ada fenomena lain dari semua itu, yaitu melihat apapun yang mengagumkan dia kembalikan kepada sang maha pencipta Allah Aja wajalla itupun juga zikir. Melihat semesta jagad raya, melihat bintang gemintang bertaburan diangkasa, melihat lautan luas terhampar  biru membentang, melihat gunung tinggi menjulang ke angkasa, semuanya mengingatkan dia Kepada Allah SWT. Diberikannya dia lidah yang pandai berzikir mengingat Allah dalam segala keadaan.
Dan bukanlah islam mengajarkan seperti yang demikian dari hal yang paling kecil, memulai pekerjaan membaca bismillah, melihat sesuatu yang hebat masya Allah, melihat sesuatu yang luar biasa  subhanallah, terkejut astagfirullah, berjanji Insya Allah, semuanya dikaitkan dengan Allah, inilah zikir itu, hidup yang larut dalam alur ketuhanan.
Yang ketiga orang yang diberikan kebaikan dunia dan akherat
Wabadanan ‘alalbalaai shobirin “ beruntung orang yang diberikan, dikaruniai badan yang tegar menghadapi bencana , tegar menghadapi cobaan kuat menghadapi tantangan dan ujian”.  Dalam hidup tantangan itu penting, kalau tidak ada tantangan dan ujian kita akan tidur. Cobaan kita perlukan, tapi kalau kita tidak sanggup menahannya larut oleh cobaan itu kita akan kalah oleh karenanya. Orang yang baik,  yaitu orang diberikan kebaikan dunia dan kebaikan akherat dia diberikan badan tegar dan kuat menghadapi cobaan.
Apa cobaab hidup itu?. Cobaan hidup ada dua macam, suatu ayat menjelaskan “ wanablukum minkhoiri wa syarri” kami akan coba, kami akan uji kamu dengan yang baik-baik dan dengan yang tidak baik, dengan yang enak-enak dan dengan yang tidak enak. Dengan yang menyenangkan dan dengan yang tidak menyenangkan. Bukan Cuma sakit cobaan itu, sehat juga ujian. Bukan Cuma miskin ujian, kaya pun cobaan, bukan tidak punya jabatan cobaan, naik pangkat pun ujian. Kebanyakan kita menganggap bahwa cobaan /ujian itu  hanya sesuatu yang tidak mengenakkan. Kalau kita sakit kita merasa diuji sedangkan jika kita sehat kita tidak merasa di uji. Fenomenanya adalah waktu sakit dia ingat Allah, setelah sehat lupa daratan.  Waktu miskin merasa di uji setelah kaya lupa kalau itupun ujian.  Sehingga banyak orang yang lulus diuji dengan kemiskinan namun gagal diuji dengan kekayaan. Waktu miskin dia jadi hamba Allah setelah kaya dia jadi hamba harta, budak jabatan.
Bukankah sejarah penuh dengan contoh :
Laa nufarriku baina ahadimmirrusulih. Bahwa kami tidak membeda-bedakan dari para rasul. Bahwa tidak ada rasul dianak emaskan. Semua rasul diuji semua rasul ditempa semuanya di gemlbeng , semuanya tegar seperti batu karang ditengah samudra luas, walau tiap hari dihampas ombak dihantam gelombang dia tetap berdiri dengan tegar. Begitulah orang yang diberikan kebaikan oleh Allah. Dia tidak lemah dan loyo tidak seperti ayam sampar, kerakap tumbuh dibatu, hidup segan matipun tak mau, skeptic pesimis.
Hidup ini adalah cobaan semakin tinggi kualitas keimanan semakin berat ujian, semakin kokoh berpegang kepada agama semakin kuat pula cobaan dating menerpa. Yang terakhir atau yang keempat orang yang diberikan kebaikan dunia dan akherat.  “wajaurotu shoolihah” Diberikan istri yang sholeh
Tidak ada suami bias sukses jadi apapun dia tanpa peran serta dan dukungan seorang istri dirumah. Itulah sebabnya baginda Rasul menikah dengan syaidana khodijah ra. Apa yang menjadi pertimbangan beliau menikahi seorang janda yang umurnya lebih tua 15 tahun darinya?, kalau Cuma sekedar memperturutkan hawa nafsu, mestinya bukan khodijah yang beliau pilih, mestinya kalau istilah sekarang gadis-gadis atau ABG-ABG saja. Tapi jelas baginda Rasul bukan Cuma mencari istri tapi juga beliau mencari pendamping. Apa bedanya ini?, tiap perempuan bias menjadi istri tapi tidak setiap istri bias pendamping, ini dibuktrikan dalam sejarah. Orang lain belum ber iman, khodijah sudah duluan ber iman, orang lain memusuhi nabi, Khodijah dengan segala yang dimilikinya melindungi nabi.
Ketika pertama kali mendapatkan wahyu dari Allah melalui malaikat jibril di gua hiro, Rasulullah gemetar seperti orang demam, kembali kerumah dia ceritakan kejadian kepada khadijah dan minta diselimutinya, khodijah dengan tenang menyelimuti beliau dan dia mengerti bahwa suaminya, baginda rasul sedang dalam kegalauan, kekawatiran mengalami semacam frezen emosional eticut atau penurunan mental, sebagai istri yang bijak beliau tampil dengan membesarkan hati beliau seraya berkata, ” jangan kwatir suamiku, Allah tidak akan mensusahkan engkau untuk selamanya” maka tenanglah jiwa baginda rasul.  
Rumah tangga adalah awal kesuksesan kita ditempat lai, karena itu jika diberikan istri yang sholehah itu merupakan kebaikan dunia dan kebaikan akherat. Seorang pejabat yang lugu, jujur, bias jadi koroptor ulung, jika didorong-dorong dan dikipasi oleh istrinya.  Itulah 4 ciri orang yang diberikan oleh Allah kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat. Semoga kita termasuk kedalam orang – orang yang mendapat kebaikan dan terhindar dari orang – orang yang tergolong kepada orang yang diberi keburukan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar