Senin, 01 Juli 2013

Good of God (Kebaikan Allah)



Kebaikan Allah SWT

Seringkali kebaikan Allah itu kita pandang dari sudutnya yang materil. Allah itu baik kalau kita punya harta yang banyak, tanah yang luas, pabrik dimana-mana, sementara kalau Cuma sekedar itu kebaikan Allah terlalu sedikit orang yang mendapatkannya. Padahal kebaikan Allah tidak pernah berhenti dan meliputi seluruh mahluknya yang hidup ini. Karena itu marilah kita melihat kebaikan – kebaikan Allah dalam bentuk yang lain.
Bahwa kita diberikan harta yang banyak, itu kebaikan Allah, diberikan tanah yang luas, itu juga kebaikan Allah, diberikan perusahaan, pabrik dimana-mana, itu juga kebaikan Allah, naik pangkat dan jabatan itujuga kebaikan Allah. Tapi tidak terbatas dari pada itu, ada kebaikan-kebaikan yang non materi, yang malah justru itulah esensi kebaikan itu. Marilah kita renungkan sebuah hadis, yang mana Baginda Rasulullah SAW bersabda :
Arbaatun man a’tiyahunna  fakhod  u’tiya khairun fidunya  waql akhiro
Ada 4 hal siapa yang oleh Allah diberikan 4 hal ini, sungguh dia telah diberikan kebaikan dunia sekaligus kebaikan akherat.  Kebaikan dunia juga kebaikan akherat, ini berarti belumtentu yang menurut kita baik di dunia berbuntut baik juga diakherat. Tapi orang yang diberikan empat hal ini dia sungguh diberikan kebaikan dunia dan juga kebaikan akherat nanti. Yang pertama dari empat hal ini adalah  qolban syakiro = orang yang diberikan hati yang pandai bersyukur.
Ada ungkapan my heart is my home : hatiku adalah rumahku”,  maksudnya kalau hati ini luas rumah yang kecil besar rasanya, kalau sempit hati rumah yang besar terasa kecil jadinya, kalau hati sempit rumahpun kecil kiamatlah namanya. Orang yang hatinya pandai bersukur, dia bias mensyukuri nikmat, dan dengan dia bersyukur maka semakin bertambahlah nikmat itu kepadanya. Dalam hidup ini banyak orang kaya harta tapi miskin hati, inilah gejala jaman kita sekarang. Ditengah gemerlapnya harta, dia tidak tau mau dikemanakan, mau diapakan harta yang banyak itu.
Orang-orang sufi menjelaskan kaya itu ada dua macam yaitu : kaya dalam arti majasi (kiasdan) dan kaya dalam arti hakiki (sebenarnya). Yang disebut dengan kaya majasi hanya kaya dalam arti visual, lahirnya dibaluti dengan dengan harta, tapi batinnya miskin. Hidupnya sudah serba ada, namun dia masih merasa kurang. Rumahnya sudah titik air liur orang melihatnya, tapi dia merasa belum apa-apa.  Mobilnya berdecak orang kagum melihatnya, tapi dia rasakan itupun masih belum apa-apa, masih merasa miskin, dalam serba cukup dia merasa kurang, maka hidupnya pun selalu kekurangan.
Orang yang diberikan hati yang kaya sungguh suatu kebaikan, hati yang kaya yaitu hati yang luas. Hati itu luas, tandanya ada dua. Pertama bias mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya, dan kedua tidak mengingkari nikmat yang diberikan Allah Kepadanya. Tetapi orang yang mempunyai hati sempit dia tidak pandai mensyukuri nikmat dan tidak akan pernah senang melihat orang lain mendapatkan kebaikan atau kenikmatan. Orang yang mempunyai hati yang luas, sungguh dia telah diberikan kebaikan duni dan kebaikan akherat.
Yang kedua orang yang diberikan kebaikan dunia akherat adalah :
Walisaanan zaqiro = orang yang diberikan lidah yang pandai berzikir.
Menyebut nama Allah dalam arti yang seluas-luasnya. Tasbih ya zikir,  tahmid ya zikir, tahlil ya zikir, tapi ada fenomena lain dari semua itu, yaitu melihat apapun yang mengagumkan dia kembalikan kepada sang maha pencipta Allah Aja wajalla itupun juga zikir. Melihat semesta jagad raya, melihat bintang gemintang bertaburan diangkasa, melihat lautan luas terhampar  biru membentang, melihat gunung tinggi menjulang ke angkasa, semuanya mengingatkan dia Kepada Allah SWT. Diberikannya dia lidah yang pandai berzikir mengingat Allah dalam segala keadaan.
Dan bukanlah islam mengajarkan seperti yang demikian dari hal yang paling kecil, memulai pekerjaan membaca bismillah, melihat sesuatu yang hebat masya Allah, melihat sesuatu yang luar biasa  subhanallah, terkejut astagfirullah, berjanji Insya Allah, semuanya dikaitkan dengan Allah, inilah zikir itu, hidup yang larut dalam alur ketuhanan.
Yang ketiga orang yang diberikan kebaikan dunia dan akherat
Wabadanan ‘alalbalaai shobirin “ beruntung orang yang diberikan, dikaruniai badan yang tegar menghadapi bencana , tegar menghadapi cobaan kuat menghadapi tantangan dan ujian”.  Dalam hidup tantangan itu penting, kalau tidak ada tantangan dan ujian kita akan tidur. Cobaan kita perlukan, tapi kalau kita tidak sanggup menahannya larut oleh cobaan itu kita akan kalah oleh karenanya. Orang yang baik,  yaitu orang diberikan kebaikan dunia dan kebaikan akherat dia diberikan badan tegar dan kuat menghadapi cobaan.
Apa cobaab hidup itu?. Cobaan hidup ada dua macam, suatu ayat menjelaskan “ wanablukum minkhoiri wa syarri” kami akan coba, kami akan uji kamu dengan yang baik-baik dan dengan yang tidak baik, dengan yang enak-enak dan dengan yang tidak enak. Dengan yang menyenangkan dan dengan yang tidak menyenangkan. Bukan Cuma sakit cobaan itu, sehat juga ujian. Bukan Cuma miskin ujian, kaya pun cobaan, bukan tidak punya jabatan cobaan, naik pangkat pun ujian. Kebanyakan kita menganggap bahwa cobaan /ujian itu  hanya sesuatu yang tidak mengenakkan. Kalau kita sakit kita merasa diuji sedangkan jika kita sehat kita tidak merasa di uji. Fenomenanya adalah waktu sakit dia ingat Allah, setelah sehat lupa daratan.  Waktu miskin merasa di uji setelah kaya lupa kalau itupun ujian.  Sehingga banyak orang yang lulus diuji dengan kemiskinan namun gagal diuji dengan kekayaan. Waktu miskin dia jadi hamba Allah setelah kaya dia jadi hamba harta, budak jabatan.
Bukankah sejarah penuh dengan contoh :
Laa nufarriku baina ahadimmirrusulih. Bahwa kami tidak membeda-bedakan dari para rasul. Bahwa tidak ada rasul dianak emaskan. Semua rasul diuji semua rasul ditempa semuanya di gemlbeng , semuanya tegar seperti batu karang ditengah samudra luas, walau tiap hari dihampas ombak dihantam gelombang dia tetap berdiri dengan tegar. Begitulah orang yang diberikan kebaikan oleh Allah. Dia tidak lemah dan loyo tidak seperti ayam sampar, kerakap tumbuh dibatu, hidup segan matipun tak mau, skeptic pesimis.
Hidup ini adalah cobaan semakin tinggi kualitas keimanan semakin berat ujian, semakin kokoh berpegang kepada agama semakin kuat pula cobaan dating menerpa. Yang terakhir atau yang keempat orang yang diberikan kebaikan dunia dan akherat.  “wajaurotu shoolihah” Diberikan istri yang sholeh
Tidak ada suami bias sukses jadi apapun dia tanpa peran serta dan dukungan seorang istri dirumah. Itulah sebabnya baginda Rasul menikah dengan syaidana khodijah ra. Apa yang menjadi pertimbangan beliau menikahi seorang janda yang umurnya lebih tua 15 tahun darinya?, kalau Cuma sekedar memperturutkan hawa nafsu, mestinya bukan khodijah yang beliau pilih, mestinya kalau istilah sekarang gadis-gadis atau ABG-ABG saja. Tapi jelas baginda Rasul bukan Cuma mencari istri tapi juga beliau mencari pendamping. Apa bedanya ini?, tiap perempuan bias menjadi istri tapi tidak setiap istri bias pendamping, ini dibuktrikan dalam sejarah. Orang lain belum ber iman, khodijah sudah duluan ber iman, orang lain memusuhi nabi, Khodijah dengan segala yang dimilikinya melindungi nabi.
Ketika pertama kali mendapatkan wahyu dari Allah melalui malaikat jibril di gua hiro, Rasulullah gemetar seperti orang demam, kembali kerumah dia ceritakan kejadian kepada khadijah dan minta diselimutinya, khodijah dengan tenang menyelimuti beliau dan dia mengerti bahwa suaminya, baginda rasul sedang dalam kegalauan, kekawatiran mengalami semacam frezen emosional eticut atau penurunan mental, sebagai istri yang bijak beliau tampil dengan membesarkan hati beliau seraya berkata, ” jangan kwatir suamiku, Allah tidak akan mensusahkan engkau untuk selamanya” maka tenanglah jiwa baginda rasul.  
Rumah tangga adalah awal kesuksesan kita ditempat lai, karena itu jika diberikan istri yang sholehah itu merupakan kebaikan dunia dan kebaikan akherat. Seorang pejabat yang lugu, jujur, bias jadi koroptor ulung, jika didorong-dorong dan dikipasi oleh istrinya.  Itulah 4 ciri orang yang diberikan oleh Allah kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat. Semoga kita termasuk kedalam orang – orang yang mendapat kebaikan dan terhindar dari orang – orang yang tergolong kepada orang yang diberi keburukan.  

Kamis, 06 Juni 2013

Nilai UTS Statistik ( II D AK)

DAGTAR NILAI UTS

Fakultas Ekonomi
Jurusan Akutansi
Kelas / Semester : 2 D
Dosen : Mohammad Kotib, SE.M.Si



No urut NPM NAMA Penilaian 
Kehadiran Tugas UTS Total Nilai
40% 30% 30% 100% Akhir
1 022712103 Amalia Ismail 100.0 70 80 85.0 AB
2 022712133 Anita Nurmayani Ibrahim 92.9 70 60 76.1 B
3 022712107 Destriyanti 92.9 70 60 76.1 B
4 022709018 Dian Aprelina 85.7 70 60 73.3 B
5 022712091 Eka Surya Saputra 85.7 70 60 73.3 B
6 022712170 Elianus Haluk 71.4 70 50 64.6 BC
7 022709021 Elinda Yabu 85.7 70 60 73.3 B
8 022709026 Fajria Firdaus 71.4 70 70 70.6 B
9 022712128 Firda Ridha 100.0 70 70 82.0 AB
10 022712051 Fista Samsudin 71.4 70 80 73.6 B
11 022709034 Hardianty Suma 71.4 70 70 70.6 B
12 022712087 Husen Tupamahu 42.9 30 50 41.1 D
13 022712112 Huzaifah Tasijawa 85.7 70 60 73.3 B
14 022712146 Irham W. Putun 85.7 70 60 73.3 B
15 022712025 Juwita Naser 85.7 70 70 76.3 B
16 002209047 Kikiama Oryzah Udin 85.7 70 70 76.3 B
17 022712123 M. Rafli Hi. J. Bose 50.0 70 60 59.0 C
18 022712095 Marsah Utami Tahir 50.0 30 60 47.0 D
19 022709063 Muhammad Rahmat Arif 71.4 70 70 70.6 B
20 022712075 Muhammad Hamdani Adam 100.0 70 70 82.0 AB
21 022709071 Ningsi Mafa 71.4 70 70 70.6 B
22 022712042 Nurdania R.Baba 85.7 70 60 73.3 B
23 022709076 Nurfatma Lobiua 28.6 30 50 35.4 E
24 022712009 Nurhalisa Hi. Abu 85.7 70 60 73.3 B
25 022709077 Nurhaziza Abadeke 57.1 35 60 51.4 C
26 022712153 Nurlita R Safi 71.4 35 70 60.1 BC
27 022712142 Rahmat Sudin 50.0 35 60 48.5 D
28 022712038 Rahmat Thalib 92.9 70 70 79.1 B
29 022712172 Rahmat Zulfikri Dialy 0.0     0.0 E
30 022712083 Rakiba Ode Oncu 100.0 70 70 82.0 AB
31 022712117 Rasmudin La Idu 85.7 70 60 73.3 B
32 022712005 Riesky Afrizal A.G 71.4 35 60 57.1 C
33 022712017 Risdayanti M. Hanafi 71.4 70 60 67.6 BC
34 022712079 Safrin La Sidi 78.6 70 80 76.4 B
35 022712060 Sartika Fasta 57.1 35 60 51.4 C
36 022712065 Siti Hatija Poilokol 100.0 70 60 79.0 B
37 022712021 Sri Mulyati K. Mustafa 57.1 30 50 46.9 D
38 022709105 Susi Susanti Mustafa 100.0 70 70 82.0 AB
39 022712099 Usman Rajangawa 85.7 70 60 73.3 B
40 022712046 Waderi Ridwan 100.0 70 70 82.0 AB
41 022712138 Yedpi Hisbullah Mea Bualo 85.7 70 80 79.3 B
42 022712030 Yuliana Usman 100.0 70 80 85.0 AB
43 022712013 Yunan Wijaya 100.0 35 70 71.5 B
44 022712071 Zumiyanti Tn Bayoni 71.4 35 60 57.1 C
45 022712130 Sukmawati Andi M 14.3 35 60 34.2 E
46 022709075 Nurbaya Barakati Arby 100.0 70 70 82.0 AB

Senin, 03 Juni 2013

Berlaku Adil (Nasehat Agama)



BERLAKU ADIL

Salah satu prinsip dalam islam adalah berlaku adil dan berjuang menegakkan keadilan. Kepada siapa kita harus berlaku adil? Pertama kita harus berlaku adil kepada Allah SWT bagaimana cara berlaku adil kepada Allah SWT. Yaitu pertama jangan menyekutukannya dengan sesuatupun, dalam hidup ini ada orang yang sama sekali tidak percaya kepada Tuhan, sebaliknya ada juga yang percaya tapi tuhannya terlalu banyak. Yang adail dalam hal ini adalah percaya kepada Tuhan dan Tuhan itu jangan dipersekutukan dengan sesuatupun. Inilah keadilan kepada Allah SWT, jangan menyekutukannya dengan sesuatu baik dengan berterang- terangan maupun dengan sembunyi sembunyai. Karena sirik ada dua macam ada yang disebut sirik jali (sirik terang terangan) nyata- nyata menyembah patung, nyata-nyata menyembah api, nyata- nyata menyembah gunung, nyata-nyata berkeyakinan tuhan lebih dari satu, itu  namanya sirik jali. Ada yang kedua disebut sirik khofi (sirik yang tersembunyi, sirik yang agak tersamar) tidak nyata-nyata menyembah berhala , tidak nyata menyembah api, tidak langsung menyembah matahari, tidak langsung menyembah gunung. Tapi ada suatu keyakinan mencerminkan semua itu. Percaya kepada cincin dan percaya kepada burung  sebagainya, itu semua sirik khofi sirik yang tersamar. Jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu baik dengan terang-terangan maupun yang tersamar.
Yang kedua adil kepada Allah adalah tidak menyembah kecuali hanya kepadanya. Karena jika kita berkeyakinan bahwa tidak ada tuhan selain Allah, saya tidak akan menyembah kecuali hanya kepada Allah dalam ucapan dan dalam perbuatan. Kita tahu mudah menjadi hamba Allah dalam ucapan tapi tidak mudah membuktikannya dalam perbuatan. Saya hamba Allah kata saya tapi apakah Allah mengakui kita sebagai hambanya itu kita tidak tau, karena berapa banyak orang yang mulutnya mengucapkan saya hamba Allah, perbuatannya menunjukan hamba nafsu hamba harta, hamba jabatan, tidak sesuai antara perkataan dan perbuatan. Kalau adillah kita kepada Allah pertama jangan engkau sekutukan Dia dengan sesuatupun dan kedua jangan menyembah kecuali hanya kepadaNya.
Setelah berlaku adil kepada Allah maka yang kedua kita harus berlaku adil kepada sesama. Sesama manusi baik dia muslim maupun dia non muslim karena islam adalah rohmatan lilalamin, jangankan lagi dia sebagai manusi walaupun beda agama, binatangpun sekalipun, tumbuh-tumbuhan sekalipun mendapat rahmat sebagai sebab  turunya islam ini. Jadi perbedaan agama bukanlah alas an utuk bertolak belakang. Sedemikian tegasnya Rasullullah menegaskan. Man adzda dimmian mim madani. Barang siapa yang menggagu orang kafir dimmi sama saja  menyakiti aku. Kita berbeda agama dan kita sepakat untuk itu. Kita juga bukan pemilik kebenaran dan mengklaim orang lain salah semua. Sah saja orangmengatakan agamanya saja yang benar namun tidak lantas itu lalu dia menghina yang lain . menghina itu sama saja menghina rasul. Oleh karenanya, kepada non muslim kita harus berlaku adil. Kalau mendengar sariat islam sementara ini kita mendengar petir, melihat monster, yang terbayang itu pancung, gantung, rajam, tanpa kita melihat hokum kausalnya, sebab akibatnya. Padahal watak syariat islam itu barang kali yang kita dambakan selam ini, pertama syariat islam itu : almuswwat fil takali warakhkam  semua orang sama berhadapan dengan hokum. Bukankah ini masyarakat yang kita dambakan, bukankah ini masyarakat yang kita bangun, diman tidak ada warganegara kelas satu. Dimana warga Negara istimewa. Diman hokum tidak berjalan seperti pisau yakni tajam kebawah tapi tumpul keatas. Syariat islam memandang semua sama dihadapan hokum dan sejarah membuktikan semua itu. Bagaiseorang Ali bin Abi Thalib menjadi kholifah, ketika menjadi kholifah berperkara dengan orang nasrani, dan imam Ali kalah dipengadilan islam, seorang kholifah berperkara dengan seorang nasrani dan kalah dipengadilan islam itulah syariat, seorang gubernur amar bin As, kalah dipengadilan berperkara dengan seorang yahudi. Ini sebuah potret bahwa didepan syariatsemua orang  sama dalam berhadapan dengan hokum.
Yang kedua watak syariat itu: ada tahapan dalam melaksanakan syariat itu, ada tahapan, ada etape yang harus ditempuh, kalau tercukupi itu terlaksanalah syariat. Mula-mula tentang minuman keras, alqur’an Cuma memberikan warning (peringatan) minuman keras ada manfaatnya ada bahayanya, tapi bahayanya lebih besar dari manfaatnya, kemudian turunlagi yang kedua laatakrobussholat waantum sukara, jangan dekat-dekatsholat kalau kamu mabuk. Setelah kondisi sosialnya siap masyarakat sudah tidak kaget lagi, maka turunlah fonis arak, minuman keras, judi najis , kotor perbuatan syetan jauhi kalau kamu ingin menjadi manusia yang beruntung. Itu yang disebut attajrid ada tahapan.
Yang ketiga      : menyedikitkan beban , kalau kemampuan melaksanakan suatu perintah berkurang, tekananpun menurun, puasa yang dikerjakan hanya kepada yang cukup syarat, berkurang syarat maka berkurang tekanan perintah. Cukup syarat dia wajib melaksanakan puasa, kurang syarat dia tidak wajib melaksanakan puasa, sholat wajib berdiri, tidak mampu berdiri boleh duduk, tidak mampu duduk boleh berbaring, tidak mampu berbaring dengan isyarat, laksanakan sesuai kemampuan. Inilah ramahnya syariat islam ini. Berlaku adil kepada sesame, pertama  baik kepada muslim maupun non muslim, demikian tinggi nilai keadilan ini junjung sampai ayat alquran menyatakan : laa… janganlah kebencianmu kepada sesuatu kaum  menyebabkan kamu tidak adail. Tegakkan keadilan walaupun kepada orang yang paling kita benci. Kebencian bukan alasan untuk kita berlaku tidak adil. Sedemikian objektifnya perintah untuk melaksanakan keadilan ini , adil kepada sesame muslim adil juga kepada non muslim.
Yang ketiga kita berlaku adil kepada diri kita sendiri. Adil kepada Allah, adil kepada sesame dan adil kepada diri sendiri. Tubuh kita secara keseluruhan ibarat sebuah kerajaan segala sesuatu dalam tubuh ini ada haknya. Mata ini ada haknya untuk tidur. Berjaga sepanjang malam tidak tidur-tidur itu mengurangi hak mata dan itu dholim. Perut ini ada haknya untuk makan , untuk diisi, juga untuk istirahat. Puasa terus menerus tidak makan-makan itu dholim kepada hak perut. Untuk itu didalam islam puasa wisol atau puasa non stop yang tidak makan-makan dari pagi sampai malam sampai pagi lagi bukan saja tidak boleh bahkan harum hukumnya. Karena bertentangan dengan fitrah manusia, pada sisi lain sudah tidak adil kepada perut kita.
Tiaphari jumat, kalau kita sholat jumat khotib memasankan kepada kita tentang ini innalloha yakmuru biadli wa ihsan . Allah menyuruh berlaku adil dan ihsan, diuulang kali diulang kali, karena ini adalah suatu prinsip. Untuk itu melalui mimbar ini mari kita berlaku adil. Pertama adillah kepada Allah, jangan menyekutukannya dengan sesuatu, lalu jangan menyembah kecuali hanya kepadanya dalam berbagai keadaan. Yang kedua adaillah kepada sesame manusia baik dia orang yang kita sayangi, kita senangi maupun dia orang yang kita tidak sukai, maupun dia orang yang kita benci maupun kepada orang muslim dan orang non muslim, karena islam adaklah rahmah bagi alam ini. Masyarakat yang kita dambakan adalah masyarakat yang tegak diatas keadilan, keadilan yang menyangkut ekonomi, keadilan dibidang pendidikan, keadilan dibidang social, pendeknya keadilan diberbagai aspek kehidupan ini.  Dan yang ketiga adilah kepada diri sendiri. Semoga kita menjadi orang – orang yang dapat berlaku adil dan menegakkan keadilan.

Nilai UTS Statistik 1 (AK 2B)

 Nilai UTS

Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Akutansi
Semester / Kelas : II /B
Matakuliah : Statistik I
T.A : 2012/ 2013
Dosen : Mohammad Kotib, SE. M.Si

NO NPM NAMA Penilaian  Ket
Kehadiran Tugas UTS Total Nilai
40% 30% 30%
1 022712057 Andini Abdurrahman 28.6 30 50 35.43 E T.Lulus
2 022712036 Aprilia Ivanny 100.0 70 90 88.00 AB LULUS
3 022712023 Arifin Umar Iskandar A 57.1 30 50 46.86 D MENGULANG
4 022712155 Asmur Ansar 85.7 70 60 73.29 B LULUS
5 022712136 Barata Upi Pelu 57.1 30 50 46.86 D MENGULANG
6 022712027 Citra Umairah N.Tilaar 100.0 70 70 82.00 AB LULUS
7 022712073 Dian Ilmi Jusan 92.9 60 70 76.14 B LULUS
8 022712093 Dwi nUrhandayani 100.0 70 70 82.00 AB LULUS
9 022712077 Fadhila Fazmiaty S. A 100.0 70 70 82.00 AB LULUS
10 022712105 Fitria Farmadi Souisa 71.4 60 60 64.57 BC LULUS
11 022712048 Habiba Hi. Ishak 78.6 60 60 67.43 BC LULUS
12 022712097 Hawaniah La Saminu 71.4 60 60 64.57 BC LULUS
13 022712015 Husnul Hatimah M.Zen 100.0 70 90 88.00 AB LULUS
14 022712168 Kartika Imelda Yakadewa 100.0 70 70 82.00 AB LULUS
15 022712007 Lusi Rahayu 100.0 70 70 82.00 AB LULUS
16 022712040 M.Faisal L.Latif 71.4 60 60 64.57 BC LULUS
17 022712131 M.Qodri Husen 28.6 30 30 29.43 E T.Lulus
18 022712101 Mardelita Saya 78.6 60 65 68.93 BC LULUS
19 022712140 Maslia Muhammad 0.0 0 0 0.00 E T.Lulus
20 022712144 Meri Sula 42.9 70 50 53.14 C LULUS
21 022712011 Nadira Mochtar 100.0 70 70 82.00 AB LULUS
22 022712032 Nuraditya Riandini 71.4 60 60 64.57 BC LULUS
23 022709076 Nurfatma Lobiua 0.0 0 0 0.00 E T.Lulus
24 022712126 Nurillah 78.6 70 60 70.43 B LULUS
25 022712081 Pertiwi Safrudin 85.7 70 60 73.29 B LULUS
26 022712149 Siti Rahmawaty D.M 85.7 70 60 73.29 B LULUS
27 022712089 Sukarman Basahona 92.9 60 65 74.64 B LULUS
28 022712044 Sumiyati Robo 57.1 30 50 46.86 D MENGULANG
29 022712016 Susisusanti 0.0 0 0 0.00 E T.Lulus
30 022712068 Winda Kadir 28.6 30 30 29.43 E T.Lulus
31 022712162 Yantiman Madahan 100.0 30 70 70.00 B LULUS
32 022712165 Asnat Krimadi 100.0 70 70 82.00 AB LULUS
33 022712019 Fahri Yusup 42.9 30 30 35.14 E T.Lulus